Memang hebat pengamat politik bernas bernama Burhanudin Muhtadi. Saya saja tidak terpikir bahwa apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi menjadi sebuah simbol menohok yang membuat orang sombong dan pongah seperti Gubernur Anies Baswedan harus merasakan pahitnya kalah dalam perang simbol.
Meski kita tidak bisa memastikan kebenaran apakah ini memang perang simbol atau tidak, tetapi apa yang terjadi menunjukkan bahwa dalam perang politik simbol, Presiden Jokowi memang juaranya. Masih ingat bagaimana Presiden Jokowi membungkam SBY dengan politik simbol mendatangi proyek hambalang yang mangkrak. Safari kemana-mana, hancur hanya dalam satu gerakan mengunjungi proyek mangkrak hambalang.
Tentu bukan hanya itu saja contoh-contohnya. Banyak sekali yang Presiden Jokowi lakukan, entah sengaja atau tidak sengaja, tetapi menjadi sebuah simbol penegasan dan aksi politiknya. Menariknya, aksi ini kembali dilakukan oleh Presiden Jokowi saat menerima Gubernur Anies di Istana siang ini. Presiden Jokowi berhasil membungkam kesombongan seorang raja baru.
Ya, Gubernur Anies yang memakai batik motif parang barong dihantam Presiden Jokowi dengan batik motif gunung. Kalau motif parang barong yang menyimbolkan raja yg baru naik takhta, maka motif gunungan menyimbolkan penguasa semesta. Padahal aslinya motif parang barong itu dilarang dipakai oleh rakyat jelata, tetapi karena perkembangan jaman sekarang boleh dipakai rakyat jelata.
Saat saya berkunjung ke museum seni dan budaya di Yogyakarta, saya mendapatkan penjelasan mengenai larangan parang barong tersebut. Konon katanya, kalau rakyat jelata memakainya, maka itu berarti sedang menunjukkan perlawanan kepada sang Raja yang bertahta. Karena itulah hanya Raja saja yang boleh pakai motif parang barong tersebut.
Kejelian pengamat politik Burhanudin Muhtadi ini jelas menjadi sebuah bukti memang Presiden Jokowi lihai dalam memainkan politik simbol. Entah sudah ada yang memata-matai Gubernur Anies akan memakai batik tersebut atau memang sudah mempersiapkan diri, tetapi apapun kemungkinan-kemungkinananya tetapi Presiden Jokowi berhasil membungkam kepongahan raja baru Jakarta yang ingin pamer dengan penguasa semesta.
Kalau mau diceritakan dengan bahasa sederhananya, ini cerita seorang raja baru naik tahta dan seperti ingin menunjukkan dirinya dan sapa tahu si lawan akan terpukau dan bahkan tidak menyangka bahwa dia akan memakai batik tersebut. Tetapi ternyata yang terjadi malah sebaliknya, si lawan tersebut malah mempersiapkan sebuah simbol yang telak sekali menampar sang raja tersebut.
Itulah yang membuat Presiden Jokowi ini hebat. Sebagai orang ndeso dan Jawa tulen, masalah simbol-simbol jangan ditanya dan dilawan. Penyimbolan satria piningit dan Ratu Adil, serta penyimbolan-penyimbolan lain, orang Jawa adalah jagonya. Orang keturunan seperti Anies yang sejarah datangnya Belanda ke Indonesia saja salah mana mengerti hal tersebut.
Mana sedihnya, Gubernur Anies dan wakilnya cuman disuguhi teh manis tanpa snack dan makanan. Bukan hanya memang waktunya cuma satu jam pertemuan, tetapi pastinya Presiden Jokowi tidak mau berlama-lama mendengar cerita ngambang tidak jelas arah dari dua minions dan pelawak ini.
Bagaimana coba mau ditanggapi orang seperti ini?? Masalah pakaian saja buat repot tidak menentu. Sudah dibuat aturan supaya seragam dan tidak meribetkan, malah sekarang buat sayembara-sayembaraan lagi. Bukannya sibuk urusin pekerjaan permasalahan Jakarta yang menumpuk, malah sibuk foto selfie penuh gaya. Entah mau apa mereka ini jadi pemimpin daerah.
Sangatlah wajar kalau sambutan Presiden Jokowi kepada Gubernur Anies dan Ahok sangat berbeda. Sama seperti kita-kita juga. Kalau kita orangnya pekerja pasti sukanya sama yang sama-sama pekerja. Kalau jumpa orang modal bacot saja pasti malas berlama-lama. Apalagi yang didengar hanya ucapan tanpa karya yang jelas. Bisa mengantuk kalau mendengar ceritanya.
Jadi jangan heran, kalau ke depan, Presiden Jokowi tidak akan pernah berlama-lama berdiskusi tentang apapun dengan Gubernur Anies. Kalau ada hal yang mau dibahas panjang, pasti menteri yang diutus. Dan pastinya Menko Luhut yang dikirim. Biar dibungkam bacot Gubernur Anies. Hahaha..
Ya, sudahlah. Namanya orang baru berkuasa. Pengen pamer dengan batik parang barongnya. Sayangnya, dia harus berhadapan dengan gunungan sang penguasa semesta. Dan semoga si raja baru sadar dan mau terima, bahwa dia hanyalah seorang raja dan jangan macam-macam dengan penguasa semesta.
Sudahlah Gabener Anies. Kerja saja dan tidak usah pamer tidak jelas kepada Presiden Jokowi. Tirulah Ahok supaya anda punya kelas kalau mau berbicara dengan Presiden Jokowi. Kalau masih ngeyel juga kamu memang benar-benar Ndeso!
Permainan
togel online 100% membayar dan memberi potongan lebih
TOGEL4D
Permainan judi bola slot, dll
Permainan
judi kartu:
permainan judi bola dan slot :
Permainan judi bola dan kasino online :
M88